Pada suatu senja yang tenang, tampak seorang perempuan muda yang berjalan gontai terhuyung-huyung dengan pakaian serba hitam yang menandakan bahwa ia berada dalam keadaan berduka cita. Kerudungnya yang rapat hampir menutupi seluruh wajahnya tanpa ada perhiasan yang melekat di tubuhnya. Terlihat dari sedikit wajahnya yang terlihat, dia berada dalam kesedihan yang teramat dalam. Ia berjalan terhuyung-huyung menuju ke tempat kediaman Nabi Musa. Setelah sampai, diketuknya pintu tersebut pelan-pelan sambil mengucapkan salam. Dari dalam rumah, terdengar sambutan dan ucapan untuk mempersilahkan masuk. Perempuan muda tersebut masuk, namun kepalanya masih menunduk, seakan-akan ada beban yang sangat berat di atasnya. Air matanya mulai jatuh berderai tatkala dia membuka percakapan dengan salah satu Nabi bergelar Ulul Azmi, Nabi Musa ‘alaihissalam. “Wahai Nabi Allah, tolonglah hamba. Doakanlah hamba agar Allah berkenan mengampuni dosa keji yang telah hamba lakukan.” Ucap perem...